Monday, September 26, 2016

HOW MANY OF US REALLY DO THIS?



1. Go to sleep with Wudhu.

2. Sleep on your right shoulder.

3. Fall asleep with the intention to pray
fajr.

4. Read the Kalima.

5. Drift off reading the Ayat-ul-Kursi.

6. Recite Salawat 10 times.

7. Read Surah Fatiha 4 times.

8. Read Surah Ikhlas 3 times.

9. Read 4 Qul Surahs

10. Do Istighfaar

11. Forgive everyone before falling asleep.

12. Finally, "whoever says 'Bismillah' 21
times before falling asleep, Allah tells the angels to
write down a good deed for
every breath he takes."

Send this as Sadqa Jariya (everlasting
charity)..

If someone acts on any of this information, you will
benefit too.
Quran as cure. . . Good things to know.
3 important & beneficial thngs:
1.Hazrat Muhammad s.a.w. Says that if a person
recites Ayatul Qursi after every Farz Namaz then
there will be nothing between him & heaven except
death.
2."LA haula wala quuata illa billahil aliyul Azeem" is
such a great medicine that it cures every disease and
the most minor disease it cures is Sorrow.
3."if a person recites Surah Ikhlaas(QUL
HUWALLA)10 times in a day then Allah will build a
palace 4 him in heaven.
And last but not the least Allah says "Spread
whatever knowledge u have" Don't wait for
tomorrow....forward to all;
ﻵ ﺍِﻟَﻪَ ﺍِﻟّﺎ ﺍﻟﻠّﻪُ ﻣُﺤَﻤَّﺪٌ ﺭَﺳُﻮُﻝ ﺍﻟﻠّﻪ
May Allah clear all your worries.
Did u know if u do wudhu before going to bed, your
soul goes to Allah SWT and does sajda. Allah SWT
then appoints an angel to stand next to your bed and
everytime you move he makes dua for your
forgiveness. So do wudhu before bedtime and pass
on the message. Only takes 1 minute to do!!
THIS Message made me ashamed of myself
Let our logo be
" Quran is my best friend."
Only 7% will re- send the
message.
Scientifically proven;
Listening to Quran reduces the prevalence of
cancerous cells in the human body and even destroys
them.
The prolongation of prostration strengthens memory,
and prevents stroke.
Prostration removes positive charges in the body - in
a world where EVERYTHING uses electricity and
affects us negatively, learn the importance of this.
Satan said "I wonder how humans claim to
Love Allaah and disobey Him, and claim they hate me
yet they obey me!
Will take 60 seconds to benefit ur loved ones, pass it
on as a reminder.
Advice -  
Do not send later. Send now.
May Allah grant success to every one who reads and
sends.

Sunday, September 25, 2016

Jabal Abi Qubais dan terlihat jelas dari Masjidil Harom


FOTO]: Perhatikan tanda panah! Masjid Bilal yang dibangun oleh cicit Rosul, Imam Ali al-'Uraidhi masih berdiri kokoh diatas Jabal Abi Qubais dan terlihat jelas dari Masjidil Harom.

Kini, Jabal Abi Qubais telah "dipapras" habis sedemikian rupa sehingga berdiri istana raja yang megah diatasnya.

Padahal, di tempat itulah dahulu junjungan kita yang mulia Nabi Muhammad Shollallohu 'Alaihi Wasallam membelah bulan menjadi dua bagian.

Selain itu, seruan Nabi Ibrohim kepada Umat Manusia untuk melaksanakan ibadah Haji pun dahulunya dilakukan diatas bukit bersejarah tersebutt.

Di timur Ka'bah Baitulloh, apabila kita membelakangi hajar aswad yang mulia, maka akan tertujulah pandangan kita pada sebuah istana megah berdiri diatas bukit yang telah dipapras habis.

Bukit itulah yang dinamakan Jabal Abi Qubais, ia memiliki ikatan yang erat dengan sejarah Baitulloh dan Kota Makkah al-Mukarromah.

Jabal Abi Qubais atau lebih masyhur disebut sebagai "Jabal Qubais", dahulunya memiliki ketinggian 420 meter. Bahkan ada riwayat yang menyatakan bahwa Jabal Abi Qubais ini merupakan gunung / bukit yang pertama kali diciptakan oleh Alloh diatas muka bumi setelah Ka'bah Baitulloh.

Imam as-Suyuthi rohimahullohu ta'ala meriwayatkan dalam "al-Wasaa-il fi Musaamirotil Awaa-il" halaman 6 menulis:

"Dan seawal-awal jabal (gunung) yang diletakkan Alloh atas bumi adalah Abu Qubais, kemudian terpencar (tersebar) darinya segala jabal. Ibnu 'Asaakir menyatakan bahwa dalam sanad hadits ini ada rawi yang majhul dan bahwasanya ia dihafadz / diterima daripada perkataan 'Atho". wAllohu a'lam.

Adapun mengenai peristiwa bersejarah yang berkaitan dengan Jabal Abi Qubais, berikut ini adalah beberapa hal yang patut kita ketahui bersama:

1). Jabal Abi Qubais dikenal sebagai Jabal al-Amin (bukit kepercayaan / bukit penyimpan amanah).

Karena Alloh telah mengamanahkan hajar aswad dalam simpanannya tatkala terjadi taufan dan air bah zaman Nabi Nuh 'Alaihishsholaatu Wassalam.

Ketika Nabi Ibrohim membangun kembali Ka'bah Baitulloh, maka Jabal Abi Qubais mengeluarkan kembali hajar aswad, kemudian dibawa oleh Sayyidina Jibril 'Alaihissalam untuk diserahkan kepada Nabi Ibrohim 'Alaihishsholaatu Wassalam.

Selain itu, diriwayatkan juga bahwa batu-batu yang digunakan untuk membangun Baitulloh yang mulia diambil dari Jabal Abi Qubais.

2). Peristiwa terbelahnya bulan.

Terdapat sebuah riwayat yang menyatakan bahwa mukjizat Junjungan kita Nabi Muhammad Shollallohu 'Alaihi Wasallam membelah bulan terjadi di Jabal Abi Qubais.

Ketika baginda diminta oleh kaum musyrikin Makkah agar memperlihatkan satu mukjizat, maka baginda Shollallohu 'Alaihi Wasallam menunjuk jari baginda yang mulia ke arah bulan hingga terbelah menjadi dua bagian.

Peristiwa itu disaksikan sendiri oleh kaum musyrikin Makkah bahwa bulan benar-benar terbelah dua, satu belahan di atas Jabal Qubais, sedangkan belahan lainnya pergi ke Jabal Quayqo'aan (Jabal Qiiqo'aan atau Jabal Hindi).

3). Perintah dakwah secara terang-terangan

Selain peristiwa terbelahnya bulan, sebagian mufassir juga menceritakan bahwa tatkala turun firman Alloh Ta'ala yang artinya:

"Dan berilah peringatan kepada kaum kerabatmu yang dekat." (QS. asy-Syu'aro: 214 - Tafsir Pimpinan ar-Rohman), yang berisi perintah untuk berdakwah secara terang-terangan kepada kaum kerabat baginda,

maka Junjungan kita Nabi Shollallohu 'Alaihi Wasallam memberikan seruan tersebut dari Jabal Abi Qubais ini. Menurut sebagian mufassir lain, baginda melakukan seruan dakwah tersebut dari Bukit Shofa.

Namun kedua riwayat tersebut tidak bertentangan karena Jabal Shofa tempat dimulainya ibadah sa'i, terletak di ujung Jabal Abi Qubais, dan termasuk daripada jajaran Jabal Abi Qubais, sedangkan Jabal Marwah berada di jajaran pertama Jabal Qiiqo'aan / Jabal Quayqo'aan / Jabal Hindi.

4). Seruan Nabi Ibrohim kepada Umat Manusia untuk melaksanakan ibadah Haji. Yang mana "gaung" seruannya itu, masih "terdengar" sampai saat ini hingga ke penjuru dunia.

Sebagian kitab tafsir seperti "Tafsir Jalalain" dan "Tafsir Qurthubi" dalam memberikan tafsiran tentang firman Alloh Ta'ala:

"Dan serukanlah umat manusia untuk mengerjakan ibadah Haji, niscaya mereka akan datang ke (rumah Tuhan) mu dengan berjalan kaki, dan dengan mengendarai unta yang kurus, yang datang dari segenap penjuru yang jauh", (QS. al-Hajj: 27 - Tafsir Pimpinan ar-Rohman)

Menyatakan bahwa seruan Nabi Ibrohim ini dilakukan oleh beliau dari puncak Jabal Abi Qubais.

Imam Qurthubi meriwayatkan dalam tafsirnya tersebut, dari Sayyidina Ibnu 'Abbas dan Sayyidina Ibnu Jubair rodhiyallohu 'anhuma yang menceritakan bahwa setelah Nabi Ibrohim menyelesaikan pembangunan Baitulloh, maka Alloh berfirman kepada baginda,"Serulah segala manusia untuk mengerjakan haji!"

Maka Nabi Ibrohim bertanya, "Wahai Tuhan, apakah seruanku akan sampai kepada mereka?"

Alloh menjawab: "Serulah! dan Akulah yang akan menyampaikannya."

Lalu naiklah Nabi Ibrohim Kholilulloh ke atas Jabal Abi Qubais serta berseru, "Wahai manusia! Bahwasanya Alloh telah memerintahkan kamu untuk menunaikan haji ke Baitulloh ini, agar kamu diganjari dengan haji tersebut akan syurga, dan diselamatkan kamu daripada azab neraka, maka berhajilah kamu."

Seruan Nabi Ibrohim ini telah dijawab oleh segala ruh manusia yang berada di tulang-tulang sulbi lelaki dan rahim-rahim perempuan dengan ucapan talbiyyah, "LaibaikAllohumma labbaik",

Siapa yang menjawabnya pada saat itu, maka dia akan berhaji sebanyak jawabannya, jika menjawab sekali maka akan berhaji sekali, dan jika dua kali maka akan berhaji dua kali, sehingga dari sinilah awal mulanya ucapan talbiyyah tersebut menjadi semboyan atau syiar para hujjaj ketika pergi berhaji.

[CATATAN]:

Menapak-tilasi peristiwa Nabi Ibrohim 'Alaihishsholaatu Wassalam yang melakukan seruan dari atas Jabal Abi Qubais agar umat manusia menunaikan ibadah haji, maka jaman dahulu banyak orang yang naik pula ke atasnya untuk berbuat demikian.

Dahulu, di puncak bukit Abi Qubais terdapat sebuah masjid kecil yang dinamakan Masjid Bilal. Menurut cerita sebagian orang, masjid tersebut dibangun diatas tapak kaki Nabi Ibrohim manakala beliau membuat seruan tersebut.

Oleh sebab itu, demi menelusuri jejak sejarah dan meraih peluang yang sama, manusia datang menziarahi masjid tersebut untuk sekedar "melambai", yakni dengan berdo'a agar ahli keluarga, rekan, dan handai taulan yang belum berkesempatan datang ke Baitulloh diberi peluang oleh Alloh untuk kesana.

Menurut penuturan jama'ah haji tahun 1974, saat mereka mendaki Jabal Abi Qubais dan menziarahi masjid tersebut, memang terlihat amat jelas Baitulloh dari sana.

Namun sayang, saat ini semuanya sudah tidak ada lagi, karena tidak ada lagi rumah, tidak ada lagi rubath, tidak ada lagi masjid di atas Jabal Abi Qubais, yang ada hanyalah istana megah keluarga bani Sa'ud.

Meskipun pemusnahan dan penjarahan tempat-tempat bersejarah atas nama pembangunan dan modernisasi di Tanah Suci hingga kini masih berlangsung secara masif dan terus menerus, mudah-mudahan segala tempat bersejarah akan tetap dikenang dan dikenali umat. Aamiin.

[DO'A] oleh al-'Allamah al-Musnid al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz:

اللهم احفظ الحرمين الشريفين ومن فيهما وما فيهما، وارفع اللهم البلايا عن الأمة، واجعل هذا الموسم من أبرك المواسم علينا وعلى المسلمين، والطُف بهم، وأصلح أحوالهم، وارفع البلايا والكروب عنهم، واختم لنا بالحسنى واليقين، حتى نلقاك وأنت راضٍ عنا يا أرحم الراحمين.

Yaa ALLOH lindungilah al-Haromain asy-Syarifain, dan mereka yang ada di dalam keduanya, dan apa-apa yang ada di dalam keduanya, dan angkatlah yaa ALLOH bala' bencana dari Ummat, dan jadikan musim Haji ini sebagai musim yang paling barokah bagi kami dan seluruh kaum muslimin, dan lembutlah kepada mereka, dan perbaikilah keadaan mereka, serta angkatlah bencana dan kesulitan dari mereka, dan wafatkanlah kami semua dalam kebaikan dan keyakinan (Islam), sehingga kami berjumpa dengan ENGKAU dalam keadaan ENGKAU Ridho kepada kami, wahai Yang Maha Berkasih Sayang melebihi semua yang memiliki sifat kasih sayang.

Wednesday, September 14, 2016

Best reply ever by Rashidah Abdul Rahman to Nicole Yin who created a petition to ban Korban in Singapore.


Dear Ms Nicole Yin, 

We thank u very much for ur kind concern and compassion towards the animals. 

Indeed, Islam do teach us to be kind to ALL creatures be it man or animal. We are all made by the same Creator. Even to kill an ant for no rhyme or reason is prohibited. 

U are indeed very brave to question a practice, that has been deeply rooted in a religion that has 2 billion followers. 

In that 2 billion mass, we hv doctors, lawyers, scientists, thinkers, communicators, writers. Many of the so called modern foundings in Science was already discovered by this representation of 2 billion in numbers. 

We are not a barbaric crowd of human who are blood thirsty violent creatures definitely NOT what the media made us out to be. 

The atrocities that u see happening around us... is not Islam. 

Its driven by greed and power crazed individuals, using religion as a medium to oppose. 

May Allah have mercy on them.

Back to the topic on the Qurban ritual done once a year to honor our Prophet Ibrahim. 

May I know, if u hv the chance to PERSONALLY watched how the ritual is being done? Also what are the MANDATORY methods in which our animals are slaughtered daily?

There is a long list of criteria but this are some pertinent ones. 

I hope u will find some time to do FULL RESEARCH before starting such a petition which can create an ugly uproar in a country which pride itself on racial acceptance and tolerance. 

Most important rules during animal slaugtering in the Islamic rites are: 
- Animal must be fit and not handicapped. 
- Animal must NOT be pregnant. 
- Animal must be properly fed and maintained with tenderness. 

The slaughter can ONLY be performed by a SANE ADULT MUSLIM who is strong n fit. NOT anyone can come and Kill another being unless he is a serial killer! 

The knife used for slaughtering... must be very clean and resharpened after each slaughtering. 

The slaughter must on the point of pressure, reach the jugular and two major veins ensuring SWIFT and QUICK death of animal. 

The head must NOT be separated fr the body and at no time, shld the strike reach the back bone or spine. 

The animals will be comforted and given water before the process, the animals are separated fr each other out of respect that it also feels and understand the surrounding. 
The invocation of Allah's name IS A MUST and an intention must be consciously made that the death of this animal is purely for consumption. 

None of the body parts is to be wasted. All of it will be handed out to the poorest of the poor who is in some region starving and in hunger. 

Meat is a luxury that they cannot afford.

The ritual that u are questioning, is as instructed in our Holy Quran in which very strict guidance are listed. 

If we are not doing it right than it is not the religion that is questionable but the pple who is not doing in accordance to the teachings.

I wld like to reiterate, that u attend for urself and witness what goes on. 

As a child i attended this event and was feeling scared in the beginning. 
My father took his time to explain the whole process. 

We were allowed to stroke and pat our animal before offering it as a gift to the poor. 

We take honor to be present as if to tell the animal that we are there with them and that we will meet again in afterlife in the sirratul mustaqim. 

This animal that was offered today will be raised to witness what we hv done for our fellow needy brothers n sisters in faith.

Nicole, this is a religion of Mercy and Compassion. 

We don't need activists to question our rituals. 

The very fact that we NOT condone the use of machinations to cull the animal already show the respect and honor we have for it. 

We placed a very sincere INTENTION upon touching the animal to comfort it and take its life away with full respect. 

Its madness otherwise to be handling struggling animals but we adhere becos this is the basic fundamentals of Islam when it comes to consumption of livestocks.

Pls do ur own research in the benefits of Islamic Slaughtering and compare it to the conventional method. 

Compare also why Muslims abstain fr pork. 

It has got to do with veins and neck. 

Islam knows 1400 years ago what modern world is discovering only in the 21st centuries. 

Perhaps it is the culling of pigs and its consumption u shld be petitioning for, since u hv that much time.

I am not opposed to ur voicing out ur concerns. U are a brave young girl and learned but I and the rest of my fellow muslim request that u do ADEQUATE research into all areas and reasoning as to why we do what we do.

Thank you. 

Happy Eid Mubarak to my fellow Muslims around the globe... indeed this is our Jihad to explain to a non believer what they know not. 
As the Prophet s.a.w. had mentioned, Holding on to Islam in the Final Days will be like holding on to burning coals. 

We are heavily tested. 

Allahu Akbar Wa lilah Ilham.

...and petition was closed.

This is what we Muslims shld do as Khalifa on this earth. Educate those non-Muslims wherever we can...Insyaa Allah.

Tuesday, September 13, 2016

Eid Adha

Every civilization in history has celebrated festivals. These festivals aren't just a time to enjoy and get together with loved ones but also an occasion to commemorate important historical events that define the very essence of a people. Allah in His wisdom gave this Ummah two festive occasions per year and today we find ourselves surrounded in the joy of one of them. Let us remember what this celebration commemorates and how it should transform not just what we do to celebrate this day but also what the true essence of joy means to us. 

We the Ummah celebrate our father Ibrahim (AS) who was able to pass some of the most incredible and seemingly insurmountable trials to prove His total submission to Allah, body and soul. He was willing to give up his body when he was being thrown in the fire. He was willing to give up a huge piece of his heart when he placed a knife on his dear son's neck. These are just two of the several tests this great father of ours passed with flying colors. 

We will be tested in life. Some of those tests will be ones that bring us discomfort and pain and others will involve pain coming to those we love. We celebrate that Allah hasn't given us the kind of tests He gave our father Ibrahim (AS) and that if Allah can assist him through those impossible tasks, rest assured He will see each of us through our own trials. 

Lastly, our messenger was told what to do with the slaughtered animal that is at the heart of this Eid's celebration. He was told to feed the one in misery (البائس), the one in bankruptcy (الفقير), the one who won't even ask despite desperate circumstances (القانع), and the one who is so dragged down by difficulty that he has to give up his self self-esteem and ask (المعتر). 

When revelation told us to take care of these people in our midst, we were being taught to show them a reason to be joyous and made our joy inseparable from theirs. Let us help those in need around us and include them in our celebration and make them feel like they're not alone. This is how a believer celebrates!

Eid Mubarak Everyone.

Monday, September 5, 2016

YANG MEMBUAT MU'AZ MENANGIS

|
Imam Abdullah bin al Mubarak ra telah meriwayatkan dalam 'Kitab Al Zuhd' dengan sanad beliau daripada seorang lelaki (Khalid bin Maadan) yang pernah berkata kepada Muaz r.a:
“Wahai Muaz r.a!
Ceritakanlah kepadaku sebuah hadis yang pernah engkau dengar daripada Rasulullah saw."
Lalu Muaz r.a menangis sehingga aku sangka ia tidak dapat berhenti tetapi akhirnya Muaz r.a berhenti daripada tangisannya kemudian lalu Muaz r.a berkata:
"Aku mendengar Rasulullah saw pernah bersabda kepadaku:
Wahai Muaz! Sebenarnya aku mahu menceritakan kepada kamu sebuah hadis jikalau engkau mampu memeliharanya pasti ia akan memberi manfaat akan dikau di sisi Allah tetapi jika engkau mensia-siakannya dan tidak memeliharanya maka akan terputuslah hujjahmu di hadapan Tuhan pada hari kiamat nanti.
Wahai Muaz! Sesungguhnya Allah swt telah menjadikan tujuh orang malaikat sebelum ia menciptakan langit dan bumi kemudian lalu ditentukannya pada setiap langit seorang Malaikat daripada mereka untuk menjaga pintu langit tersebut.
Lalu naiklah Malaikat Hafazhah membawa amalan seseorang hamba yang dilakukannya mulai dari pagi sampai ke petang.
Amalan tersebut mempunyai Nur bagaikan cahaya matahari, sehingga apabila Malaikat Hafazhah yang membawa amalan hamba itu sampai ke langit yang pertama.
Mereka menganggap bahawa amalan itu baik dan sangat banyak lalu berkata Malaikat penjaga langit pertama itu bagi Malaikat Hafazhah:
“Pukulkan dengan amalan ini akan muka orang yang mengerjakannya. Akulah Malaikat penjaga ghibah (mengumpat).
Allah telah menyuruhku supaya aku tidak membiarkan amalan orang yang mengumpat orang lain itu dapat melalui aku untuk terus naik ke atas.”
Kemudian datang pula Malaikat Hafazhah membawa amalan seseorang hamba.
Mereka menganggap bahawa amalan itu sangat baik dan sangat banyak (Malaikat itu berjaya melintasi langit yang pertama kerana orang yang mengerjakan amalan tersebut tidak terlibat dengan dosa mengumpat orang) sehingga mereka sampai ke langit yang kedua lalu berkata malaikat penjaga langit kedua itu:
“Berhenti kamu di sini dan pukulkan dengan amalan ini akan muka orang yang mengerjakannya kerana ia menghendaki dengan amalannya akan mendapat keuntungan dunia. Allah telah menyuruhku supaya aku tidak membiarkan amalan orang seperti ini melintasi aku untuk terus naik ke atas. Selain daripada itu ia juga suka membesarkan diri di dalam majlis perjumpaan. Akulah malaikat penjaga kebesaran.”
Kemudian naik pula Malaikat Hafazhah membawa amalan seseorang hamba yang penuh sinaran dan cahaya daripada pahala sedekah, sembahyang, puasa.
Para Malaikat Hafazhah merasa hairan melihat keindahan amalan tersebut lalu mereka membawa amalan itu (melintasi langit yang pertama dan kedua) sehingga sampai ke pintu langit yang ketiga maka berkata Malaikat penjaga langit ketiga itu:
“Berhenti kamu di sini dan pukulkan dengan amalan ini akan muka orang yang mengerjakannya. Akulah Malaikat Takbur. Allah menyuruhku supaya tidak membiarkan amalan orang yang takbur dapat melintasiku. Orang itu sangat suka membesarkan diri di dalam majlis orang ramai.”
Kemudian naik pula malaikat Hafazhah membawa amalan seseorang hamba.
Amal itu bersinar-sinar seperti bersinarnya bintang yang berkelip-kelip.
Baginya suara tasbih, sembahyang, puasa, haji dan umrah. Para Malaikat Hafazhah berjaya membawa amalan itu sehingga sampai ke pintu langit yang keempat maka berkata Malaikat penjaga langit keempat itu:
“Berhenti kamu di sini dan pukulkan dengan amalan ini akan muka orang yang mengerjakannya, belakang dan juga perutnya. Akulah Malaikat Ujub.
Allah menyuruhku supaya tidak membiarkan amalan orang yang ujud dapat melintasiku. Ia beramal adalah dengan dorongan perasaan ujub terhadap dirinya.”
Kemudian naik pula Malaikat Hafazhah membawa amalan seseorang hamba sehingga mereka berjaya sampai ke pintu langit yang kelima seolah-olah amalan itu pengantin yang dihantar (disambut) ke rumah suaminya (maksudnya amalannya itu berseri-seri) lalu berkata Malaikat penjaga langit yang kelima:
“Berhenti kamu dan pukulkan dengan amal ini akan muka orang yang mengerjakannya dan campakkanlah di atas tengkoknya. Akulah Malaikat Hasad ia sangat hasud kepada orang yang belajar ilmu dan beramal seperti amalannya. Ia hasud akan orang lain yang melakukan sebarang kelebihan di dalam ibadah ia juga mencela mereka.
Allah menyuruhku supaya aku tidak membiarkan amalan orang yang hasud ini melintasi aku.”
Kemudian naik pula Malaikat Hafazhah membawa amalan seseorang hamba.
Baginya cahaya seperti bulan purnama daripada sembahyang, zakat, umrah, jihad dan puasa. Malaikat Hafazhah berjaya membawa amalannya sehingga sampai ke langit yang keenam lalu berkata Malaikat penjaga langit tersebut:
“Berhenti kamu dan pukulkan dengan amalan ini akan muka orang yang mengerjakannya kerana ia tidak belas kasihan kepada hamba-hamba Allah yang terkena bala dan kesusahan bahkan ia merasa gembira dengan demikian.
Akulah Malaikat Rahmat. Allah menyuruhku supaya tidak membiarkan amalan orang yang seperti ini dapat melintasi aku.”
Kemudian naik pula Malaikat Hafazhah membawa amalan seseorang hamba.
Amalan itu ialah sembahyang, puasa, nafkah, jihad dan warak. Baginya bunyi (maksudnya bunyi zikir) seperti bunyi lebah dan baginya cahaya seperti cahaya matahari dan naiklah bersama dengan amalan itu tiga ribu orang malaikat. Mereka telah berjaya membawanya sehingga sampai ke pintu langit ketujuh maka berkata malaikat penjaga pintu langit tersebut:
“Berhentilah kamu dan pukulkan dengan amalan ini akan muka orang yang mengerjakannya bahkan pukulkan pula akan seluruh anggota badannya dan tutupkan ke atas hatinya. Akulah Malaikat Zikir (zikir di sini bermakna: mencari sebutan, iaitu seorang yang beramal dengan tujuan supaya disebut-sebut oleh orang lain). Aku akan menghalang amalan orang yang riak dari sampai kepada Tuhanku.
Ia beramal bukan kerana mencari keredhaan Allah tetapi hanya bertujuan supaya mendapat tempat yang tinggi di hati para fukaha dan supaya disebut di kalangan para ulama dan supaya masyhur namanya di merata tempat.
Allah menyuruhku supaya tidak membiarkan amalan orang yang riak itu melintasi aku, kerana setiap amalan yang tidak ikhlas adalah ria dan Allah tidak akan menerima amalan orang yang ria.
Kemudian naik pula Malaikat Hafazhah dengan amalan seseorang hamba.
Amalan itu berupa sembahyang, zakat, puasa, haji, umrah, akhlak mulia, banyak berdiam (daripada perkara yang tidak berguna) dan banyak berzikir. Amalan hamba ini diusung oleh para Malaikat penjaga tujuh petala langit sehingga mereka melintasi segala halangan dan sampai kepada Allah. Para Malaikat itu berhenti di hadapan Allah dan bersaksi dengan keikhlasan dan kebaikan amalan tersebut lalu Allah berfirman kepada para Malaikatnya:
“Kamu adalah yang bertugas menjaga amalan hambaKu ini dan sebenarnya Aku lebih mengetahui dengan segala isi hatinya. Ia sebenarnya tidak menghendaki akan Aku dengan amalannya tersebut. Ia hanya mengkendaki sesuatu yang lain daripadaKu oleh kerana itu maka Aku turunkan ke atasnya akan laknatKu.”
Lalu para Malaikat tadi berkata:
“Ke atasnya laknatMu dan juga laknat kami.”
Lalu melaknat akan dia oleh tujuh petala langit dan seisinya.
Mendengar sabda Rasulullah saw ini lalu Muaz r.a menangis seraya berkata:
“Engkau adalah Rasulullah saw sedangkan aku adalah Muaz r.a (hamba Allah yang bukan Rasul). Maka bagaimana aku dapat selamat dan sejahtera.
Lalu Rasulullah saw bersabda:
“Hendaklah engkau ikuti aku walaupun hanya dengan sedikit amalan.
Wahai Muaz jaga lidahmu baik-baik daripada mencela saudaramu yang membaca Al Quran (Golongan Ulama) dan pertanggungkanlah segala dosamu ke atasmu dan jangan engkau mempertanggungkan dosamu ke atas mereka dan jangan engkau menganggap dirimu bersih dan jangan pula engkau mencela orang lain dan jangan engkau memuji dirimu di hadapan mereka. Dan jangan engkau campurkan urusan dunia di dalam urusan akhirat.
Dan jangan engkau menyombong diri di dalam majlis nanti orang ramai akan takut kepadamu kerana kejahatanmu dan jangan engkau berbisik kepada seseorang sedangkan seorang lagi ada di sisimu dan jangan engkau membesarkan dirimu maka akan terputus daripadamu segala kebaikan di dunia dan di akhirat.
Dan jangan engkau carikkan (pecah belah) akan manusia maka mencarik akan dikau oleh anjing2 api neraka pada hari kiamat nanti.
Allah telah berfirman:
Maksudnya: "Demi yang mencarik akan carikkan." (QS: Al Nazi’at: 2)
Apakah engkau ketahui wahai Muaz r.a siapakah mereka yang mencarik itu?
Muaz r.a bertanya: “Ya Rasulullah saw, sebenarnya siapa mereka?”
Lalu Nabi saw menjawab: “Itulah anjing-anjing garang di dalam api neraka yang akan mencarikkan daging sehingga sampai ke tulang.”
Muaz r.a bertanya: “Ya Rasulullah saw siapakah orang yang mampu melaksanakan segala perkara yang engkau sebutkan tadi?
Dan siapakah yang akan selamat daripada seksaan itu?”
Nabi saw menjawab: “Itu sebenarnya mudah bagi orang yang dimudahkan oleh Allah”
Kemudian lalu Khalid bin Maadan berkata:
"Maka aku tidak pernah melihat seseorang yang banyak membaca Al Quranul Karim lebih daripada Muaz r.a kerana beliau faham terhadap hadis yang besar ini.”
Renungkan baik-baik perkara yang terkandung di dalam hadis ini wahai orang yang gemar kepada ilmu pengetahuan.
Maka lihatlah pada dirimu dan timbanglah baik-baik, yang mana yang lebih penting dan yang mana lebih baik.
Apakah yang lebih baik itu belajar ilmu yang membawa kalian supaya berhati-hati daripada segala perkara yang dapat membinasakan kalian lalu kalian sibuk dengan memperbaiki hatimu dan membangun akhiratmu ataukah yang lebih baik itu kalian bergaul dengan orang yang bercakap kosong maka kalian mencari ilmu yang menjadikan kalian orang yang takabbur, riak, hasad, ujud sehingga akhirnya kalian binasa bersama dengan orang yang binasa.
Dan ketahuilah olehmu bahawa tiga perkara ini (HASAD, RIAK dan UJUD) ialah punca kepada segala penyakit hati dan baginya tempat tumbuh yang sama, iaitulah “hubbud dun-ya” (cinta dunia)
Wassal[truncated by WhatsApp]