Monday, June 1, 2015

Malam NISFU Sya’ban



Secara harfiyah istilah Nisfu Sya’ban berarti hari atau malam pertengahan bulan Sya'ban atau tanggal 15 Sya'ban.

قال صلى الله تعالى عليه وسلم : (( خمس ليال لاتُرد فيهن الدعوة : أول ليلة من رجب ، وليلة النصف من شعبان ، وليلة الجمعة ، وليلة الفطر ، وليلة النحر )) أخرجه السيوطي رحمه الله تعالى في الجامع ، عن ابن عساكر ، عن أبي أمامة رضي الله تعالى عنه

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
“ 5 (lima) Malam (yang apabila kita berdo’a pada malam-malam tersebut maka) do’a (tersebut) tidak di tolak, Awal Malam Bulan Rajab, Malam Nisfu Sya’ban, Malam Jum’at, Malam Idul Fitri dan Malam Idul Adha”.

Imam Ghazali mengistilahkan malam Nisfu Sya'ban sebagai malam yang penuh dengan syafaat (pertolongan). Menurut Imam Al-Ghazali, pada malam ke-13 bulan Sya'ban Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan seperti tiga syafaat kepada hambanya. Sedangkan pada malam ke-14, seluruh syafaat itu diberikan secara penuh. Dengan demikian, pada malam ke-15, umat Islam dapat memiliki banyak sekali kebaikan sebagai penutup catatan amalnya selama satu tahun. Karena pada malam ke-15 bulan Sya’ban inilah, catatan perbuatan manusia penghuni bumi akan dinaikkan ke hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Telah diriwayatkan Al Imam At Turmudzi didalam An-Nawadir dan oleh Imam Thabarani serta Ibnu Syahin dengan sanad Hasan (baik), berasal dari Sayyidah ‘Aisyah Radhiallahu anha, yang menuturkan bahwa Rasulallah Shallallahu alaihi wa sallam pernah menerangkan bahwa :

هَذِهِ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانِ يَغْفِرُ الله ُ المُسْتَغْفِرِيْنَ , وَ يَرْحَمُ المُسَْتَرْحِمِيْنَ وَ يُؤَخِّرُ أهْلَ الحِقدِ عَلَى حِقْدِهِمْ

Yang artinya : “Pada malam Nihfu Sya’ban ini Allah mengampuni orang-orang yang mohon ampunan dan merahmati mereka yang mohon rahmat serta menangguhkan (akibat) kedengkian orang-orang yang dengki”.

Disekitar hadits terakhir diatas ini beredar sejumlah hadits lainnya yang memandang mustahab/baik kegiatan menghidupkan (ihya) pada malam nishfu tersebut. Diantaranya hadits riwayat Ibnu Majah dari Amirul Mukminin Sayyidina Ali Karramallahu wajhah  Hadits riwayat Ibnu Majah, Tirmidzi dan Ahmad dari Sayyidah Aisyah Radhiallahu anha, riwayat Ibnu Majah dan Ahmad dari Abu Musa Radhiallahu anhu dan sebagainya. Terkabulnya do’a yang dipanjatkan pada malam tersebut lebih besar harapannya dan pada bulan itulah diangkatnya amalan-amalan kepada Allah Rabbul ‘Alamin.

Ada hadits lagi yang dikemukakan juga oleh ulama yang diandalkan golongan pengingkar ini yaitu Syeikh Al Albani (dalam silsilah al-Ahadits al-Sahihah, No. 1144) yaitu : “Allah melihat kepada hamba-hamba Nya pada malam nisfu Sya’ban, maka Dia ampuni semua hamba-hamba Nya kecuali musyrik(orang yang syirik) dan yang bermusuh (orang benci membenci)”.

Adapun para Ulama di Indonesia menganjurkan untuk membaca Yasin sebanyak 3 (tiga) kali dengan di niatkan segala kebaikan disetiap pembacaan tersebut, adapun memilih surah Yasin yang dibaca pada malam nisfu sya’ban karena Surah Yasin di dalam hadist dikatakan Rasulullah sebagai “Qalbul Qur’an”artinya Jantungnya Al Qur’an, dan dihadist yang lain-pun dikatakan ‘Yaasin ma Qurialah’ yang artinya Membaca Surah Yasin dengan diniatkan pembacanya. (Lihat Al Hayah Al Barzakhiyyah).

Sayyiduna Ma’aqal ibn Yassaar Radhiallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya : “Yasin adalah Qalbu dari Al Quran. Tak seorang-pun yang membacanya dengan niat menginginkan Akhirat melainkan Allah akan mengampuninya. Bacalah atas orang-orang yang wafat di antaramu.” (Sunan Abu Dawud). Imam Hakim mengklasifikasikan hadits ini sebagai Sahih(Autentik), di Mustadrak Al Haakim Juz 1, halaman 565, lihat juga At Targhiib Juz 2 halaman 376.

Sayyiduna Juned ibn Abdullah Radhiallahu anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya : “Barangsiapa membaca Surah Yasin pada malam hari dengan niat mencari ridha Allah, dosa-dosanya akan diampuni.” 
(Muwattha’ Imam Malik).
Imam ibn Hibban mengklasifikasikan hadits ini sebagai Sahih, lihat Sahih ibn Hibban Juz 6 halaman 312,( lihat juga At-Targhiib juz 2 halaman 377).

Riwayat serupa oleh Sayyiduna Abu Hurairah Radhiallahu anhu juga telah dicatat oleh Imam Abu Ya’ala dalam Musnad beliau dan Hafiz ibn Katsir telah mengklasifikasikan rantai periwayatnya (Sanad)sebagai “Baik” (Hasan), (lihat Tafsir Ibn Katsir Juz 3 halaman 570).

Dari itu semua maka para Ulama mengemukakan hujjah tersebut sesuai dengan Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka dengan membaca Surah Yasin tersebut berarti kita juga menghidupkan bacaan Al Qur’an dalam kehidupan kita dan pada salah satu malam yang begitu mulia yaitu malam nisfu sya’ban.

Para ulama menyatakan bahwa Nisfu Sya'ban juga dinamakan sebagai malam pengampunan atau malam maghfirah, karena pada malam itu Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan pengampunan kepada seluruh penduduk bumi, terutama kepada hamba-Nya yang saleh.

No comments:

Post a Comment