Wednesday, March 16, 2016

KALAM NASIHAT AL-HABIB UMAR BIN HAFIZ



"Sayyidī الحبيب عمر بن حفيظ - Habib Umar Bin Hafidz berkata:

"Bagi mereka yang taat kepada Allah, tak ada hal yang lebih baik yang dapat mereka lakukan selain menunjukkan belas kasihan kepada orang-orang yang tidak taat, berharap baik bagi mereka dan berusaha untuk menyelamatkan mereka.

Jika seseorang yang taat serta soleh menunjukkan sikap sombong atau memandang hina kepada seseorang yang tidak taat, maka tindakan orang yang taat itu sudah termasuk ketidaktaatan. Jadi siapa saja yang telah diberkati dengan ketaatan kepada Allah harus membuat ketaatan mereka lengkap dengan menunjukkan belas kasihan kepada mereka yang tidak taat dan harus berusaha untuk menyelamatkan mereka".

Orang-orang yang dekat dengan Allah tidak menganggap diri mereka paling taat / sholeh. Sebaliknya, mereka melihat diri mereka sebagai hamba yang pendosa. Yang dimaksud di sini adalah bahwa seseorang yang telah diberikan kemampuan untuk taat kepada Allah secara lahiriah, mampu melakukan solat dan kewajiban lainnya tidak harus menunjukkan sikap sombong atau menghina kepada mereka yang secara terbuka tidak taat kepada Allah. Allahu a'lam - Allah tahu yang terbaik).

Berkata Al-Habib Umar lagi, "Jagalah hati kamu, dan anak-anak kamu, jagalah kecintaan kepada Allah, Rasulullah dan Sahabatnya, Rasulullah. Jangan kamu biarkan, anak-anak kamu bersahabat dengan sahabat yang rosak akhlaknya. Jangan biarkan anak-anak kamu, melihat program-program orang-orang kafir dan munafik. Kenalkan mereka kepada orang-orang soleh, dan orang-orang baik dinegeri kamu. Carilah tahu, siapa sahabat kepada anak kamu sehingga, mereka tidak tegelincir, sehingga tidak tergelincir akhlaknya."

Sayyidil Habib Umar Ben Muhammad Ben Hafidz juga memberi nasihat:

"Betapa ramai orang berbicara tentang Agama, akhirnya membawa kepada jema'ah tertentu.

Betapa ramai orang yang berbicara tentang Agama, akhirnya membawa kepada kepentingan tertentu seperti kemasyhuran diri ataupun keuntungan bisnes.

Betapa ramai orang berbicara tentang Agama, akhirnya hanya membawa kepada tariqat tertentu.

Betapa ramai orang yang berbicara tentang Agama, akhirnya membawa kepada parti tertentu.

Sekiranya begitulah tujuan seseorang berbicara agama, maka siapakah pula orang yang akan berbicara tentang Agama, untuk mengajak umat Islam kepada Allah ﷻ dan Rasulullah ﷺ ?"

"Sesungguhnya, Umat Islam berhajat kepada majlis-majlis yang menyatukan hati-hati mereka. Yang mana majlis tersebut hanya bertujuan untuk menghidupkan Agama, sebagaimana yang diperintahkan oleh Baginda ﷺ , bahkan majlis-majlis sebegitulah-lah yang menjadi kebanggaan Baginda ﷺ , apatah lagi majlis tersebut menyatukan hati umat Islam diatas cinta kepada Allah ﷻ dan Baginda ﷺ "

Lalu Habib 'Umar berdoa "Ya Allah, jadikanlah kami golongan yang menghidupkan Agama kami".

"Ya Allah, jadikanlah kami golongan yang menghidupkan Agama kami".

"Ya Allah, jadikanlah kami golongan yang menghidupkan Agama kami".

Al-Allamah Al-Habib Umar bin Hafidz

SILA SHARE DAN SEBARKAN

MENGAPA HARUS BERMADZHAB



Oleh: Ustadz Novel Bin Muhammad Alaydrus

Tanya :

Kenapa kebanyakan umat Islam dalam beribadah memakai madzhab Imam Syafi'i, Maliki, Hanafi atau Hambali, bukankah yang benar adalah yang mengikuti AlQur’an dan Sunnah (Hadits)?  Kenapa tidak kembali kepada AlQur’an dan Sunnah saja?

Jawab :

Sebuah pertanyaan yang menarik, mengapa kita harus bermadzhab?  Mengapa kita tidak kembali kepada AlQur’an dan Sunnah saja?

Kalimat "Mengapa kita tidak kembali kepada AlQur’an dan Sunnah saja?" seakan-akan menghakimi bahwa orang yang bermadzhab itu tidak kembali kepada AlQur’an dan Sunnah.  Penggunaan kalimat "Mengapa kita tidak kembali kepada AlQur’an dan Sunnah saja?" tersebut telah menyebabkan sebagian orang memandang remeh ijtihad dan keilmuan para ulama, terutama ulama terdahulu yang sangat dikenal kesalehan dan keluasan ilmunya.  Dengan menggunakan kalimat "Mengapa kita tidak kembali kepada AlQur’an dan Sunnah saja?" sekelompok orang sebenarnya sedang berusaha mengajak pendengar dan pembaca tulisannya untuk mengikuti cara berpikirnya, metodenya dalam memahami AlQur’an dan Sunnah, serta menganggap bahwa dirinyalah yang paling benar, karena ia telah berpegang kepada AlQur’an dan Sunnah, bukan fatwa atau pendapat para ulama.  Hal semacam ini tentunya sangat berbahaya.

Sebenarnya sungguh aneh jika seseorang menyatakan agar kita tidak bermadzhab dan seharusnya kembali kepada AlQur’an dan Sunnah.  Mengapa aneh, coba perhatikan, apakah dengan mengikuti suatu madzhab berarti tidak mengikuti AlQur’an dan Sunnah?  Madzhab mana yang tidak kembali kepada AlQur’an dan Sunnah?  Justru para pemuka madzhab tersebut adalah orang-orang yang sangat paham tentang AlQur’an dan Sunnah. Coba dicek, hasil ijtihad yang mana dalam suatu madzhab, yang tidak kembali kepada AlQur’an dan Al Hadits?

Ternyata semua hasil ijtihad keempat madzhab yang populer di dalam Islam semuanya bersumber kepada AlQur’an dan Hadits.  Artinya dengan bermadzhab kita justru sedang kembali kepada AlQur’an dan Hadits dengan cara yang benar, yaitu mengikuti ulama yang dikenal keluasan ilmu dan kesalehannya.

Akhir-akhir ini memang muncul sekelompok orang yang sangat fanatik dengan golongannya dan secara sistematis berupaya mengajak umat Islam meninggalkan madzhab.  Mereka seringkali berkata, "Kembalilah kepada Alquran dan Sunnah".  Ajakan ini sepintas tampak benar, akan tetapi sangat berbahaya, karena secara tidak langsung mereka menggunakan kalimat (propaganda) di atas untuk menjauhkan umat dari meyakini pendapat para ulama terdahulu yang telah mumpuni.  Mereka memaksakan agar kita semua hanya mengikuti pendapat gurunya.

Kemudian perhatikan lebih cermat lagi, apakah mereka yang menyatakan kembali kepada AlQur’an dan Sunnah benar-benar langsung kembali kepada AlQur’an dan Sunnah? Tidak bukan, mereka ternyata menyampaikan pendapat guru-gurunya.  Artinya, mereka sendiri sedang membuat madzhab baru sesuai pemikiran guru-gurunya.
  
Coba bayangkan, andai saja setiap orang kembali kepada AlQur’an dan Sunnah secara langsung, tanpa bertanya kepada pakarnya, apa yang akan terjadi?  Yang terjadi adalah setiap orang akan menafsirkan AlQur’an dan Sunnah menurut akalnya sendiri, jalan pikirnya sendiri, sehingga akan sangat berbahaya.
  
Oleh karena itu, kita harus bermadzhab, agar kita tidak salah memahami AlQur’an dan Sunnah.  Kita sadar, tingkat keilmuan para pakar yang ada di masa ini tidak dapat disamakan dengan para ulama terdahulu, begitu pula tingkat ibadah dan kesalehan mereka.

Semoga bermanfaat..

Sunday, March 13, 2016

3 PERKARA YANG MEMBUATKAN MANUSIA BINASA



3 perkara yang membuatkan Ummat-Ummat terdahulu dan Ummat sekarang jadi binasa iaitu percakapan yang lebih, makanan yang lebih dan rehat ataupun tidur yang lebih.

1) PERCAKAPAN YANG LEBIH DARIPADA KEPERLUAN

Apa gunanya kita komen sana, komen sini. Cerca sana, cerna sini ataupun juga dengan kita memperli kepada orang lain maka itu akan membawa kepada kebinasaan. Jadi yang pada saat kita bercakap biarlah sesuai dengan keperluan tempatnya, sesuai dengan tuntutan waktu. Jangan sampai kita bercakap perkara yang sia-sia.

Bercakap pada tempatnya itu adalah petanda orang-orang yang sempurna dan juga bercakap-cakap pada yang bukan waktunya itu adalah tidak ada bezanya dengan orang gila. Jadi percakapan yang lebih daripada keperluan itu yang menyebabkan binasanya seseorang itu. Kenapa? Kerana di saat pada kakinya yang terperosok masih boleh kita selamatkan tapi kalau pada waktu mulut yang terperangkap yang terperosok maka sulit untuk kita selamatkan.

Gara-gara kerana mulut, gara-gara kerana ucapan. Akhirnya seseorang itu dikatakan fasik. Akhirnya seseorang itu dikatakan sesat. Akhirnya seseorang itu dikatakan bodoh. Akhirnya seseorang itu diperli dan dicerca. Kenapa? Kerana akibat ucapan yang tidak sepatutnya. Jadi kalau seandainya kita ingin bercakap biarlah pada tempatnya. Yang kedua, kita bercakap itu biarlah sesuai dengan keperluannya. Dan yang ketiga kita bercakap itu adalah kerana Allah سبحانه  وتعالى.

Itu sangat-sangat ideal sekali tapi pada waktu bercakap itu tidak ada keperluannya, bukan pada tempatnya, berbual-bual tentang hukum-hakam atas kebodohan dirinya sendiri maka itu akan memerangkap dan juga membinasakan diri peribadinya sendiri.

2) MAKANAN YANG BERLEBIHAN

Makanan yang berlebihan itu maka saki-bakinya pasti akan dibuang. Makanan itu bukan untuk dibuang. Makanan itu bukan untuk di sia-siakan. Makanan itu bukan untuk kita binasakan. Makanan itu bukan untuk dipamerkan dan dibangga-banggakan. Jadi kira-kira dengan saat kita memesan jenis-jenis makanan. Tujuannya adalah untuk kita menikmati, untuk kita makan, untuk kita mendapatkan tenaga secukup-cukupnya untuk kita beribadah kepada Allah Jalla Wa'Ala.

Jangan sampai kita pesan itu pesan ini tetapi ternyata kita tidak mampu untuk menghabiskannya. Kalau tidak habis pun kita bawa baliklah. Jangan dibuang makanan itu kecuali ada yang ingin memakannya setelah kita memakannya misalnya kita makan di restoran-restoran yang ada tasik yang kita tahu di situ banyak ikan-ikan maka kita pesan makanan banyak. Sambil kita makan, kita kasi ikan makan attaupun juga kita kasi kepada kucing makan. Itu ok sahaja tidak ada masalah sebab makanan tidak akan terbuang.

Siapa tahu justeru yang bercucuk tanam yang menuai padi, yang menanam sayur-sayuran, yang menternak ayam dan lembu dan menangkap ikan-ikan di lautan itu adalah hasil salah seorang daripada Wali-Wali Allah tapi ternyata nasi yang kita makan itu, makanan yang kita makan itu kita buang dan kita sia-siakan jasa baik hamba Allah yang soleh, Wali Allah Jalla Wa'Ala.

Jadi makanlah sesuai dengan keperluan kita. Jangan kita buang, kita membazir, kita masukkan makanan kita ke dalam tong sampah. Begitu juga makan secara berlebihan ini merupakan salah satu asbab binasanya seseorang itu. Jadi dikeranakan selalu mengutamakan urusan perut, perut, perut melulu maka akan terhakis peluang kita untuk zikir, peluang kita untuk ibadah.

Boleh kita pastikan. Kalau kita makan lebih daripada yang cukup sampai ke leher penuh dengan makanan. Itu yang kita hanya fikir tidur sahaja lagi. Zikir? Tak sedap mana. Tasbih? Tidak nyaman. Ibadah? Tidak selesa. Semuanya tidak selesa!!!! Yang paling selesa itu tidur tapi kadang-kadang tidur pun itu jadi tak selesa sebab perut kita penuh dengan makanan. Jadi makanan yang berlebihan, makanan yang disia-siakan dan makan secara berlebihan ini adalah merupakan salah satunya binasanya Ummat-Ummat terdahulu dan Ummat sekarang.

3) REHAT ATAUPUN JUGA TIDUR YANG BERLEBIHAN

Orang yang banyak tidur bererti akan menghakis peluang waktu untuk beribadah kepada Allah Jalla Wa'Ala. Kita kalau mempunyai pekerja yang banyak tidur. Kalau kita mempunyai polis yang banyak tidur. Kalau kita mempunyai pemimpin yang banyak tidur. Kalau kita mempunyai pemain-pemain kebelasan yang banyak tidur. Itu gawat kita!!! Habis kita!! Siapa mahu bukan?

Jadi kalau seandainya kita tidak mahu seperti itu maka begitulah kita di dalam urusan ibadah kita. Akan tetapi kita ini selalu mengantuk ketika berzikir, mengantuk ketika baca Al-Quran, mengantuk ketika mengaji. Jadi kalau mengantuk itu memang kerana keperluan kerana tuntunannya itu ok-ok sahaja.

Akan tetapi ini kerana tidur kita sudah cukup. Idealnya untuk usia-usia tertentu 8 jam. Itupun sudah sepertiga umur. Umur kita sudah habis sepertiga!! Jangan ditambah lebih daripada 8 jam. Kalau nak tidur senyenyak-nyenyaknya, selena-lenanya. Tidak ada yang mengejutkan, tidak menganggu dan tidur secara bersambung siang dan malam nanti di dalam kubur tapi di dunia ini tak boleh tidur nyenyak macam itu.

Jadi di dunia 8 jam pun sudah cukup. Kita tidur setiap malam 8 jam itu pun lebih daripada cukup. Itulah bezanya tidur kita dengan mereka yang dekat dengan Allah Jalla Wa'Ala. Sepertimana yang pernah diceritakan oleh Tuan Guru Syeikh mengenai kehidupan Habib Salim Assyatiri (Sultonul Ilim) ketika mana menuntut ilmu di Mekkah dahulu setiap hari beliau hanya tidur 2 jam sahaja.

Begitulah kehidupan Para Salafunassoleh, kehidupan Para Alim Ulama, kehidupan orang-orang soleh. Yang mana tidaklah mereka mempunyai hubungan yang erat dengan Allah Jalla Wa'Ala, mendapatkan kemuliaan, keistimewaan daripada Allah Jalla Wa'Ala dengan banyak tidur sepertimana kita ini.

Tidur mereka hanya sedikit tetapi ibadah mereka banyak!!! Kita ini tidur banyak tapi ternyata itupun tidak cukup lagi. Kita tidur di masa pengajian, kita tertidur di waktu solat, kita tidur di waktu berzikir, kita tidur di waktu baca yaasin. Tidur yang banyak yang berlebihan ini.

Itulah yang menyebabkan binasanya Ummat-Ummat yang terdahulu dan juga Ummat sekarang iaitu lebih tidur, lebih makanan, lebih perbualan.

#MutiaraKata[TUAN GURU SYEIKH MUHAMMAD NURUDDIN MARBU AL-BANJARI AL-MAKKI HAFIDZOHULLAH]

SEMOGA KITA DAPAT MENGAMBIL IBROH, PENGAJARAN DARIPADA APA YANG DISAMPAIKAN. BACALAH, HAYATILAH DENGAN MATA HATI

SEMOGA ALLAH TA'ALA MEMBERIKAN KEPADA KITA KEFAHAMAN DI DALAM MEMAHAMI AGAMA-NYA. MUDAH-MUDAHAN APA YANG KITA BELAJAR, APA YANG KITA DENGAR, APA YANG KITA BACA ALLAH PERMUDAHKAN KITA MEMBERIKAN KEPADA KITA TAUFIK UNTUK MENGAMALKANNYA.

SEMOGA KITA MENJADI ORANG-ORANG YANG SEMAKIN BERADAB DAN BERAKHLAK, MENJADI ORANG YANG CINTA KEPADA PARA ULAMA, ORANG YANG SUKA BELAJAR ILMU, ORANG YANG SUKA MENDENGAR KATA-KATA NASIHAT PARA ULAMA, MENDAPATKAN ILMU DARIPADA PARA ULAMA, DUDUK DI DALAM MAJLISNYA PARA ULAMA DAN MENGAMALKAN APA YANG KITA DENGARKAN YANG KITA PEROLEHI DARIPADA ILMU YANG DISAMPAIKAN

SETERUSNYA KITA MENYAMPAIKAN KEPADA YANG LAINNYA DENGAN HARAPAN MUDAH-MUDAHAN KITA MENJADI ORANG-ORANG YANG MENJADI ASBAB KEBAIKAN DAN TURUNNYA HIDAYAH DARIPADA ALLAH TA'ALA KEPADA MASYARAKAT SEKELILING KITA

#JomKitaMuhasabahDiri
#JomKitaBersihkanHatiKita
#JomKitaBetulkanNiatNiatKitaDiDalamKitaMenuntutIlmuAgama
#JomKitaMengimarahkanRumahAllahBerusahaMenjagaSolatBerjemaahDanMenghadiriMajlisIlmu
#JomKitaDekatkanDiriDenganParaUlamaDanParaSolihin
#MelihatWajahMerekaMemberikanKetenanganKepadaHatiMengingatkanKitaKepadaAllahTaala
#MaafAdaPenambahanPenguranganPerubahanKesilapanKesalahanDiDalamPenulisanTidakSamaSepertiYangAsalDisampaikan
#SemogaMendatangkanManfaatKepadaSemuaYangMembacanya
#JomKitaSalingIngatMengingatkanNasihatMenasihatiMembawaKepadaTaqwaKepadaAllahTaala

Saturday, March 12, 2016

Seruan Nabawi Tausiah Al Alamah Habib Umar Bin Salim Bin Hafiz

Seruan Nabawi

Tausiah 
Al Alamah Habib Umar Bin Salim Bin Hafiz

Mutarjim 
Habib Jindan bin Novel
Habib Ali Zainal Abidin

Agama kita adalah 
agama Nabi Muhammad
agama Nabi Ibrahim
agama Nabi Nuh
agama Nabi Syith
agama Nabi Adam

Mazhab kita adalah Mazhab yang 4
Dan majoriti kita mengikut As-syafi'e

Mazhab akidah kita asy'ari Dan al maturidi

Ilmu ihsan kita sepertimana ajarannya Nabi Muhammad yang disusun oleh Ali bin Husein, Uwais al qarni. Kita mengikut kepada Harith al muhasibi , Abu Tolib al makki, Imam al ghazali , Junaid al baghdadi.

Diizinkan majlis ini, atas keberkatan yang diberikan Allah. 
Nabi Muhammad itu di pilih Allah. Dan dari Nabi Muhammad kita menjadi sebaik baik umat.

Majlis ini akan menampakkan siapa yang benar dan siapa yang salah. Ini menjadi hujah kepada yang benar dan akan semakin terserlah kebenaran.

Orang yang lalai akan rugi kelak.

Hiasi diri dengan hakikat keimanan Dan jauhi sifat kesesatan. Orang yang tercela itu orang yang rela mendengar tuntutan nafsu. Taghut itu membawa kamu kepada golongan tertentu.

Kufurlah kamu kepada Taghut Dan berimanlah kepada Allah maka sungguh ia berpegang kepada tali yang kukuh dan takkan putus.

Mereka yang Kufur kepada Taghut itu
-Menjaga mata
-Tidak membuka kepada laman2 website yang diharamkan Allah
-Setelah bersurai Dari majlis ini, akan pulang ke rumah Dan membersihkannya Dari perkara yang dibenci Allah.

Mereka yang mengagungkan Allah pasti akan membuahkan rasa ta'zim kepada para rasul Dan Nabi
kepada para sahabat khususnya ahlil bait Dan umumnya kepada kaum muslimin.

Ajakan agama adalah kepada Islam , iman Dan Ihsan.
Jaga hati dari hasad dengki Dan benci kepada orang yang beriman.
Seperti mana doa Nabi Ibrahim.  
"Di hari yang harta Dan anak pinak tak mampu memberi manfaat. Kecuali mereka yang datang kepada Allah dengan hati yang sejahtera "

Wahai mereka yang merendahkan agama. 
Kami tak perlukan orang yang merendahkan agama Dan ajaran Nabi 
- Tinggalkanlah kami 
- Biarkan kami ungkapkan rasa cinta kami kepada baginda
- Jika tidak, tunjuk kan kepada kami bagaimana cintamu

Ketika Saidina Abu Bakar menjadi khalifah, beliau hanya naik ke mimbar hanya sehingga tangga yang kedua. Ini menta'zimkan Nabi walau kepada benda bukan hidup. Ta'zimnya itu, sebelum Dan selepas kewafatan baginda.

Adakah berat kamu merasa memuji Nabi Muhammad?
Bila Ada majlis yang meningkatkan cinta kepada Nabi maka pergilah
Bila Ada majlis mengecilkan rasa cintamu maka Tinggalkanlah 

Kita semua tak perlukan ajakan yang merendahkan Nabi
- Tunjukkan kami cara untuk agung kan Nabi, kami ambil
- Kalau tiada, tinggalkan kami 

Bukankah mereka yg menginfakkan harta sebelum Dan selepas fathul mekah itu dijanjikan syurga?
Apakah kalian mengadakan ajaran yang menjauhkan kita dari ahli syurga?

Didalam Quran juga Allah menyuruh kita untuk cinta kepada kerabat Nabi.
Didalam Sahih Bukhari Dan Muslim juga menyatakan selawat ke atas Nabi Muhammad,Nabi Ibrahim, Ahli keluarga baginda Dan isteri baginda.

Adakah bila mengagungkan Nabi Dan sahabat Akan jadi rafi'e , syi'i atau nasibi? Maka siapa sebenarnya yang Dari golongan yang dinyatakan itu?

Sesungguhnya masa Dan umur itu singkat 
- Tinggalkanlah kami
- Buatlah apa yang kamu nak buat
- Jangan lengahkan solat anak2 kami
- Biarkan kami yang berfahaman ahli sunnah wal jama'ah

Sebagaimana kami hormat Dan berhati hati untuk tidak mencela Dan mengkufurkan kalian. Kami ikut kepada Saidina Ali yang apabila ditanya tentang golongan ini. "Mereka itu bukan kafir kerana dalam hati mereka Ada iman. Mereka juga bukan munafik kerana mereka banyak berzikir. Mereka adalah saudara kami yang menentang kami "

Kami tak cerca kamu kerana kami hormat syariat Nabi.
- Kalau tak suka, tak perlu ikut. Kamu buat sahaja yang fardu2.
- Jangan pula kamu cerca kami.

Bagi orang yang berniaga Dan berpolitik.
- Bermuamalatlah dengan  cara yang Dibenarkan agama
- Jika ia tidak dibenarkan agama maka Tinggalkanlah 

Letak dihadapan kita fatwa Nabi
"Mencaci orang Muslim itu kefasikan. Memerangi orang Muslim itu kekufuran"

Orang yang bankrup di hari kiamat itu adalah yang
- Datang dengan amal sebesar gunung 
- Tapi pernah zalimi orang, jadi diambil kebaikan nya
- Bila habis kebaikan lalu ditambah pula kejahatan.
- Sehingga tempat terakhirnya di neraka.

Hendaklah yang datang sampaikan mesej ini . Kemudian lindungilah keluarga Dan anakmu.

La ila ha illah 3x

Jakel Mall. 11/3/2016

4 PERKARA YANG ALLAH TA'ALA RAHSIAKAN DI DALAM 4 PERKARA

4 PERKARA YANG ALLAH TA'ALA RAHSIAKAN DI DALAM 4 PERKARA

Di dalam hadis qudsi dikatakan "Allah merahsiakan 4 perkara di dalam 4 perkara iaitu Allah merahsiakan keredhaan-Nya dalam taat, Allah merahsiakan kemungkaran-Nya dalam maksiat, Allah merahsiakan detik-detik waktu ijabah doa yang kita mohon dan Allah merahsiakan siapakah Kekasih-Kekasih-Nya (Wali Allah) di dalam kalangan hamba-hamba-Nya"

1) KEREDHAAN ALLAH DALAM TAAT.

MashaAllah Tabarakallah. Allah rahsiakan keredhaan-Nya dalam taat. Dengan ketaatan yang mana satu? Mungkin dengan ibadah yang kita lakukan. Mungkin dengan apa yang kita kongsi di facebook. Mungkin juga dengan whatsapp yang kita kongsikan. Mungkin juga dengan selawat. Mungkin juga dengan bersalaman. Mungkin juga dengan senyuman. Mungkin juga dengan kita beri makan kepada orang walaupun sebesar biji tamar.

Mungkin juga asbabnya kipas mati, kita bukakan kibas. Aircond mati, kita bukakan aircond. Lampu mati, kita bukakan lampu. Mungkin juga sewaktu kita melangkah terkena, terbalik kasut seseorang. Dengan ikhlas hati kita ambil dan betulkan kasut orang itu, kita susunkan supaya tidak menyusahkan kepada si pemilik. Mungkin itu asbab Allah redha dengan kita. Mungkin juga dengan sedekah, duit yang kita berikan kepada seorang muslim dengan secara sopan.

Jadi kita tak tahu kebaikan yang mana kita lakukan untuk mendapatkan keredhaan Allah. Mungkin asbabnya ziarah kubur. Mungkin asbabnya hadir majlis ilmu. Mungkin asbabnya bersilaturami. Mungkin asbabnya masuk masjid dengan kaki kanan. Mungkin asbabnya kita berkumpul dalam majlis kebaikan. Mungkin asbabnya kita menghormati, menjawab panggilan azan dan terus ke Rumah Allah untuk sembahyang berjemaah.

Dan siapa tahu pada saat kita pergi ke masjid, kita tinggalkan handphone kita supaya kita tak ganggu orang di masjid, supaya kita tak menganggu orang untuk beribadah, supaya tak merosakkan sembahyang kita, supaya tak menganggu zikir kita. Siapa tahu asbabnya kita tinggalkan handphone kita maka Allah Jalla Wa'Ala redha dengan kita.

Kalau seandainya pelacur yang boleh mendapatkan Syurga dengan memberi minum kepada seekor anjing maka tidak mustahil dengan seseorang untuk mendapatkan kebaikan yang abadi daripada amal, ketaatan yang dilakukan dengan tulus ikhlas kerana Allah Jalla Wa'Ala.

2) MURKA ALLAH DALAM MAKSIAT.

Hah!! Siapa tahu kecik sahaja maksiat yang kita lakukan itu mendatangkan kemurkaan Allah kepada diri kita. Kita masukkan gambar kita yang seksi yang tidak menutup aurat itu di dalam facebook. Mata kita bermaksiat tengok gambar bogel, gambar yang bukan-bukan yang ada di dalam facebook dan di mana-mana sahaja. Mulut kita mengumpat, mengadu domba, memfitnah dan sebagainya. Tangan kita menyakiti kepada orang.

Menyakiti orang itu tidak semestinya kita memukulnya sahaja. Kita pandang rendah dan hina kepada orang lain. Kita menyinggung hati dan perasaan orang lain. Itu semua pun termasuk dalam menyakiti orang juga. Mungkin disebabkan maksiat tadi yang kita lakukan itu membuatkan Allah murka.

Mungkin juga tidak lebih ketika kita mengkongsikan perkara yang tidak patut kita kongsikan. Mungkin tidak lebih juga menyebarkan sesuatu yang tidak sesuai untuk kita sebarkan. Mungkin juga asbab kita yang selalu, suka main handphone dalam Rumah Allah sampai menganggu orang. Mungkin itu menjadi asbab kita mendapatkan murka Allah. Apa buktinya? Kita susah nak bangun tahajjud. Kita susah nak bangun solat subuh berjemaah. Kita susah nak sembahyang berjemaah. Kita susah nak berzikir.

Kita sampai menjadi binggung. Kenapa kita ini menjadi malas? Kenapa kita susah nak datang ke masjid? Kenapa kita sentiasa masbuq? Kenapa kita selalu ketinggalan jemaah? Kenapa kadang-kadang susah bangun tahajjud? Kenapa kadang-kadang azan tidak kedengaran. Kenapa!! Kenapa!! Kenapa!! Kenapa!!!!!!!!!!!!!!!

Mungkin asbabnya kerana kita ganggu orang dengan peralatan telekomunikasi. Akhirnya itu menjadi hijab yang menghalang kita daripada melakukan kebajikan. Mungkin kita dilanda dengan pelbagai macam musibah baik itu gempa bumi, tanah runtuh, banjir dan sebagainya tetapi tidak ada musibah YANG PALING BERAT kalau di saat Allah Jalla Wa'Ala SUDAH BERPALING DARIPADA KITA. TIDAK PEDULI LAGI DENGAN KITA. TAK KISAH LAGI DENGAN KITA.

Awak sembahyang, tak sembahyang. Bangun tahajjud, tak bangun. Mengaji (hadir majlis ilmu), tak mengaji. Hadir sembahyang berjemaah, tak hadir sembahyang berjemaah. Mahu tak mahu. Itu bukan kita yang paling takutkan bilamana Allah TIDAK MEMPEDULIKAN kita lagi. Itulah MUSIBAH YANG PALING BERAT bila Allah jauh daripada hidup kita.

3) WAKTU-WAKTU IJABAH DOA.

Allah merahsiakan waktu-waktu ijabah. Bila? Kita tak tahu. Mungkin pada waktu kita berdoa pada hari jumaat. Mungkin di waktu malam. Mungkin waktu kita di laut, waktu kita di dusun. Mungkin pada waktu kita mendengarkan lantunan azan. Mungkin pada waktu kita melihat masjid. Mungkin pada waktu kita singgah di RnR. Siapa tahu ternyata pada waktu kita berdoa itulah waktu ijabah doa.

4) SIAPAKAH WALI ALLAH.

Allah merahsiakan siapakah Kekasih Allah di dalam kalangan hamba-hamba-Nya. Hah!! Jangan-jangan abang yang di hadapan ini. Jangan-jangan abang yang di belakang itu. Jangan-jangan saya. Jangan-jangan tuan. Jangan-jangan Haji. Jangan-jangan yang kurus itu. Jangan-jangan yang gemuk itu. Jangan-jangan orang-orang yang dipandang kerdil dan rendah. Hah!!! Kita tak tahu siapakah Wali Allah.

Jadi kepada sesiapa pun kita akan berikan hormat, penghargaan yang sebaik-baiknya. Kenapa? Sebab dengan kita tidak tahu. Siapa tahu dengan hatinya yang tulus. Dengan peralatan yang kecil. Dengan penampilan yang tulus, ekonominya tulus, perilakunya tulus, badannya kurus, ilmunya tulus tetapi dia mempunyai sebuah hubungan yang erat dengan Allah Jalla Wa'Ala.

Akhirnya kalau itu ada dalam hati kita maka kita tidak akan tergamak dengan kita MELUNJURKAN KAKI di hadapan seseorang. Duduk santai-santai. Apatah lagi ketika kita berada DI RUMAH ALLAH. Jadi ketika kita duduk di Rumah Allah kita duduklah dengan sopan santun. Duduk iftirasyi ataupun kita duduk bersila. Tundukkan pandangan kita ke bawah. Tidak ada masa nak tengok ke sana dan ke sini.

Kita duduk sebagaimana kita bayangkan kita menjadi tetamu istimewa Tuanku Yang Dipertuan Agung. Seperti itulah kita menjadi tetamu Allah Jalla Wa'Ala. Akhirnya kita dipandang, ditatap mendatangkan anugerah, rahmat, kasih sayang, pengampunan dan keredhaan Allah Jalla Wa'Ala.

#MutiaraKata[TUAN GURU SYEIKH MUHAMMAD NURUDDIN MARBU AL-BANJARI AL-MAKKI HAFIDZOHULLAH]

BANYAK PENGAJARAN YANG BOLEH KITA AMBIL. DI ANTARANYA:

1) KITA LIHAT ORANG BUAT KEBAIKAN MAKA JANGANLAH SESEKALI KITA MEREMEHKAN KEBAIKAN WALAU SEKECIL APA PUN YANG DILAKUKAN ORANG ITU. SEPATUTNYA KITA TENGOK ORANG BUAT BAIK MAKA KITA PUN NAK KENA BUAT BAIK JUGA SEBAB TIADA YANG DAPAT TOLONG KITA NANTI DI ALAM BARZAKH DAN DI AKHIRAT KELAK MELAINKAN AMAL KEBAIKAN YANG KITA LAKUKAN DI DUNIA INI. BUATLAH KEBAIKAN SESUAI DENGAN KEMAMPUAN KITA

2) DAN BEGITU JUGA JANGAN SESEKALI KITA MEREMEHKAN WALAU SEKECIL APA PUN KEMAKSIATAN YANG KITA LAKUKAN SEBAB KITA TAK TAHU MUNGKIN SAHAJA DOSA YANG KITA RASA KECIL ITU, MAKSIAT YANG KITA RASA MACAM TAK ADA APA-APA KITA BUAT ITULAH YANG MENYEBABKAN KITA DICAMPAKKAN KE DALAM API NERAKA ALLAH.

3) KITA KENA LAWAN NAFSU KITA, PAKSA DIRI KITA UNTUK SENTIASA ISTIQOMAH MELAKSANAKAN AMAL KETAATAN. KITA TAK BOLEH ADA RASA MALAS, PENAT , RASA CUKUP, RASA PUAS DENGAN SEGALA AMAL IBADAH YANG KITA KERJAKAN DAN SEBAGAINYA

DIKERANAKAN SIAPA TAHU DI SAAT KITA PAKSA DIRI KITA UNTUK BERIBADAH BILA KITA MALAS BERIBADAH, BILA KITA PENAT NAK BERIBADAH DAN SEBAGAINYA MAKA ITULAH IBADAH, AMALAN YANG DITERIMA DAN DIPANDANG OLEH ALLAH DAN DITERIMA DOA-DOA KITA.

4) JANGAN KITA PANDANG RENDAH DAN HINA KEPADA SESIAPA PUN APATAH LAGI SAMPAI KITA BERANI, SANGGUP MENZALIMI, MENCACI-MAKI, MENYAKITI KEPADA ORANG LAIN. TIDAK KIRALAH ORANG ITU HINA DI MATA MANUSIA SEKALIPUN.

KITA TAK TAHU MUNGKIN DIA ITU WALI ALLAH. BERANI KITA NAK BERPERANG DENGAN ALLAH? TAK AMAN HIDUP KITA DI DUNIA DAN DI AKHIRAT. MUNGKIN  KITA SELALU ANGGAP, KITA SELALU RASA ORANG-ORANG YANG MULIA INI ADALAH MEREKA YANG MULIA DI MATA MANUSIA YANG ADA JAWATAN BESAR, KEDUDUKAN TINGGI, HARTA YANG BANYAK DAN SEBAGAINYA.

MEMANG KITA TIDAK NAFIKAN MEREKA ITU ADALAH ORANG-ORANG YANG PATUT DAN SEWAJARNYA KITA HORMAT DAN MULIAKAN TETAPI ITU HANYA MELIBATKAN URUSAN KEDUNIAAN SAHAJA BELUM TENTU LAGI MEREKA YANG MULIA DI MATA MAKHLUK ITU MENDAPATKAN KEMULIAAN DI SISI ALLAH TA'ALA ALLAH TA'ALA.

AKAN TETAPI ORANG YANG MULIA DI SISI ALLAH TA'ALA TETAP AKAN MENDAPATKAN KEMULIAAN DARIPADA ALLAH TA'ALA WALAUPUN DIRINYA ITU DIPANDANG HINA DAN RENDAH DI MATA MAKHLUK.

JANGAN KITA RASA SUSAH HATI, TAK PUAS HATI,  ADA IRI HATI, SAKIT HATI DENGAN SESIAPA PUN KALAU KITA INI TIDAK MENDAPATKAN KEMULIAAN DI MATA MAKHLUK KERANA KITA SEMUA MAMPU DAN LAYAK UNTUK MENDAPATKAN KEMULIAAN DI SISI ALLAH TA'ALA.

LEBIH BAIK KITA MEMILIH MENDAPATKAN KEMULIAAN DI SISI ALLAH TA'ALA. MARILAH KITA MENJADI ORANG-ORANG YANG MULIA DI SISI ALLAH TA'ALA DENGAN KITA MENINGKATKAN KETAQWAAN KITA KEPADA ALLAH TA'ALA

MARILAH KITA SALING NASIHAT-MENASIHATI, MENYEBARKAN KEBAIKAN DAN MEMBAWA KEPADA TAQWA KEPADA ALLAH TA'ALA.

SEMOGA KITA DAPAT MENGAMBIL IBROH, PENGAJARAN DARIPADA APA YANG DISAMPAIKAN. BACALAH, HAYATILAH DENGAN MATA HATI

SEMOGA ALLAH TA'ALA MEMBERIKAN KEPADA KITA KEFAHAMAN DI DALAM MEMAHAMI AGAMA-NYA. MUDAH-MUDAHAN APA YANG KITA BELAJAR, APA YANG KITA DENGAR, APA YANG KITA BACA ALLAH PERMUDAHKAN KITA MEMBERIKAN KEPADA KITA TAUFIK UNTUK MENGAMALKANNYA.

SEMOGA KITA MENJADI ORANG-ORANG YANG SEMAKIN BERADAB DAN BERAKHLAK, MENJADI ORANG YANG CINTA KEPADA PARA ULAMA, ORANG YANG SUKA BELAJAR ILMU, ORANG YANG SUKA MENDENGAR KATA-KATA NASIHAT PARA ULAMA, MENDAPATKAN ILMU DARIPADA PARA ULAMA, DUDUK DI DALAM MAJLISNYA PARA ULAMA DAN MENGAMALKAN APA YANG KITA DENGARKAN YANG KITA PEROLEHI DARIPADA ILMU YANG DISAMPAIKAN

SETERUSNYA KITA MENYAMPAIKAN KEPADA YANG LAINNYA DENGAN HARAPAN MUDAH-MUDAHAN KITA MENJADI ORANG-ORANG YANG MENJADI ASBAB KEBAIKAN DAN TURUNNYA HIDAYAH DARIPADA ALLAH TA'ALA KEPADA MASYARAKAT SEKELILING KITA

#JomKitaMuhasabahDiri
#JomKitaBersihkanHatiKita
#JomKitaBetulkanNiatNiatKitaDiDalamKitaMenuntutIlmuAgama
#JomKitaMengimarahkanRumahAllahBerusahaMenjagaSolatBerjemaahDanMenghadiriMajlisIlmu
#JomKitaDekatkanDiriDenganParaUlamaDanParaSolihin
#MelihatWajahMerekaMemberikanKetenanganKepadaHatiMengingatkanKitaKepadaAllahTaala
#MaafAdaPenambahanPenguranganPerubahanKesilapanKesalahanDiDalamPenulisanTidakSamaSepertiYangAsalDisampaikan
#SemogaMendatangkanManfaatKepadaSemuaYangMembacanya
#JomKitaSalingIngatMengingatkanNasihatMenasihatiMembawaKepadaTaqwaKepadaAllahTaala

Monday, March 7, 2016

JADILAH 4 GOLONGAN YANG

JADILAH 4 GOLONGAN YANG DIREDHAI OLEH ALLAH TA'ALA INI DAN JANGAN KITA MENJADI GOLONGAN YANG KELIMA NESCAYA KITA AKAN BINASA DI DUNIA APATAH LAGI DI AKHIRAT KELAK

Nabi ﷺ bersabda "Jadilah kamu orang alim ataupun orang yang belajar (menuntut) ilmu ataupun orang yang selalu mendengar pelajaran agama ataupun orang yang mencintai 3 golongan tersebut. Dan janganlah engkau menjadi dari golongan yang kelima yang dengan sebabnya engkau akan binasa."

1)Jadilah Aliman ( Para Ulama, Ahli Ilmu). Menuntut ilmu wajib ke atas semua orang tetapi menjadi orang alim hukumnya adalah fardhu kifayah. Orang alim itu macam mana? Boleh menjawab pelbagai-bagai permasalahan, boleh menguraikan pelbagai-bagai kemusykilan, boleh memberikan panduan kepada Ummat, boleh menangkis segala fahaman-fahaman yang mengelirukan. Itu namanya orang alim.

Dan pelbagai-bagai cabang ilmu ada pada dirinya dan bukan hanya sahaja berbagai cabang-cabang ilmu bahkan setiap cabang ilmu yang ada pada dirinya itu adalah mendalam lagi meluas. Itu namanya orang alim. Ini perintah Nabi ﷺ bermakna kita kena jadi orang alim. Tak boleh kita bilang "Eh!! Tak apalah aku tak jadi orang alim pun tak apalah."

Nabi ﷺ bilang "Nanti akhir zaman kurang orang alim tapi ramai pensyarah." Maknanya apa? Nanti akhir zaman ramai orang yang boleh bersyarah berjam-jam tanpa tengok teks, tahu itu, ini tapi dia belum tentu lagi termasuk menjadi orang alim. Kenapa? Yang namanya orang alim itu adalah adalah membawa taqwa kepada Allah Ta'ala dan takut kepada Allah Ta'ala. Hanyasanya yang takut kepada Allah hanya Ulama sahaja. Bermakna kalau engkau tak takut kepada Allah, engkau bukan orang alim.

2)Jadilah Muta'alliman (Orang yang belajar ilmu daripada Guru). Yang namanya belajar itu tentulah ada yang mengajar, ada yang memimpin, ada yang mendengar dan ada silibus yang dia cover. Yang namanya muta'allim itu adalah dia belajar dari Guru, duduk dengan Guru dengar apa yang Guru ajar cover satu silibus kepada satu silibus sampai khatam kitab dan dia pun satu hari boleh jadi Guru. Dia belajar daripada Guru yang matlamatnya itu adalah mencapai kepada takut kepada Allah Ta'ala.

3)Jadilah Mustami'an (Orang yang suka mendengar nasihat agama). Hanya mendengar daripada penceramah sahaja. Yang setakat mustami'an ini biasanya hanya boleh share ilmu sahaja tapi tak boleh ajar ilmu. Saya dengar daripada Guru saya maka dia pun whatsapp kepada kawannya. Oklah itu. Hantar nota-nota. Bolehlah tapi untuk mengajar tak boleh. Itu pun bagus jugalah daripada tak belajar langsung.

4)Jadilah Muhibban (Orang yang cinta Para Ulama, cinta orang belajar ilmu, cinta orang yang mendengar ilmu, cinta majlis ilmu.) Orang yang cinta kepada ilmu. Ada orang dia ini tak boleh mengajar, belajar pun tak boleh, mendengar pun tak boleh. Rasa boring, gelisah masuk majlis ilmu nanti dia pergi belakang dia susun kerusi ke, susun selipar ke, nanti dia bikin teh, dia atur makanan. Jadilah. Pasal apa? Kerana dia cinta orang yang belajar ilmu. Ada ceramah bukan main dia datang awal tapi belajar dia tak dapat nak masuk.

5)Dan akhir sekali golongan kelima ini alim pun tidak, belajar pun tidak, mendengar pun tidak, cinta ilmu pun tidak. Walaupun pada zahirnya dia ini macam golongan yang pertama sekalipun. Selagi engkau ada tak suka bidang ilmu maka engkau bukan alim walaupun pandangan orang nampak engkau macam orang alim.

Eh!! Boleh ke jadi orang alim tak cinta ilmu? Tak!! Tak!! Yang namanya orang alim itu kena cinta ilmu. Bukan hanya ilmu yang dia ajarkan sahaja hatta ilmu kepada sesiapa pun dia cinta juga. Jadi yang namanya orang alim dengar ada kelas, majlis sana sini "Siapa yang mengajar? Siapa itu? Ada tauliah ke? Ada pengalaman daripada mana-mana ke?" Dia pasang question mark, dia ada pasang tak suka, suudzon pada orang lain bermakna dia itulah orang yang tak suka ilmu maka gugurlah engkau punya walaupun engkau alim juga.

"Ana muta'allim, ana belajar, masuk madrasah, kuliah ini sampai beberapa tahun tapi dia belajar ilmu yang dia belajar sahaja tapi kelas lain dia rasa kelas lain tak macam kelas dia maka engkau masuk group yang kelima ini. Walaupun engkau daripada golongan yang pertama tapi engkau masih ada yang kelima maka engkau dikira daripada group yang kelima bukan yang pertama.

Walaupun engkau daripada group yang kedua tapi engkau masih ada sifat yang kelima maka engkau masuk group yang kelima bukan group yang kedua. Walaupun engkau group ketiga tetapi engkau masih ada hati dalam group kelima maka engkau tetap group yang kelima bukan group yang ketiga.

Begitulah seterusnya.Jadi kita belajar ilmu daripada kita  nak jadi alim ke, muta'allim ke, mustami'an ke, muhibban ke. Asal jangan sampai ada tak suka ilmu.

#MutiaraKata[SYEIKH ABU ZAKI BIN YUSUF AS-SANGGAFURI HAFIDZOHULLAH]

SEMOGA KITA MENJADI ORANG-ORANG YANG CINTA KEPADA PARA ULAMA, ORANG YANG SUKA BELAJAR ILMU, ORANG YANG SUKA MENDENGAR KATA-KATA NASIHAT PARA ULAMA, MENDAPATKAN ILMU DARIPADA PARA ULAMA, DUDUK DI DALAM MAJLISNYA PARA ULAMA DAN MENGAMALKAN APA YANG KITA DENGARKAN YANG KITA PEROLEHI DARIPADA ILMU YANG DISAMPAIKAN

SETERUSNYA KITA MENYAMPAIKAN KEPADA YANG LAINNYA DENGAN HARAPAN MUDAH-MUDAHAN KITA MENJADI ORANG-ORANG YANG MENJADI ASBAB KEBAIKAN DAN TURUNNYA HIDAYAH DARIPADA ALLAH TA'ALA KEPADA MASYARAKAT SEKELILING KITA

#JomKitaMuhasabahDiri
#JomKitaBersihkanHatiKita
#ManfaatkanNikmatUmurDanWaktu
#JagalahAqidahKita
#TakutlahKepadaAllah
#MenangislahKeranaAllah
#HidayahItuMilikAllah
#MahalnyaNilaiImanDanYakin
#IkatlahNikmatIDenganKitaBeramal
#JomTingkatkanKetaqwaanKita
#OrangYangMuliaDiSisiAllahAdalahMerekaYangPalingBertaqwa
#JomKitaBetulkanNiatNiatKitaDidalamKitaMelakukanAmalKebaikan
#JomKitaBerzikirDanBerselawat
#JomKitaMengimarahkanRumahAllah
#JomKitaJagaSolatBerjemaah
#JomKitaMenghadiriMajlisIlmu
#UbatBagiHatiAdalahIlmu
#JomKitaDekatkanDiriDenganParaUlamaDanSolihin
#MaafAdaPenambahanPenguranganPerubahanDanKesilapanAyatDalamPenulisanTidakSamaSepertiYangAsal
#ApaYangBermanfaatItuAmbillah
#YangSalahSilapHarapDimaafkan
#JomKitaSalingIngatMengingatkan
#SemogaMendatangkanManfaatKepadaSemuaYangMembacanya